Di era digital saat ini, data menjadi komponen paling penting dalam berbagai bidang pekerjaan. Mulai dari bisnis, teknologi, kebijakan publik, ilmu pengetahuan, dan lain sebagainya. Data dapat dihasilkan dari berbagai sumber, seperti internet, dan media sosial. Data memberikan informasi dan wawasan untuk membantu pengambilan keputusan yang lebih baik.
Pada bidang bisnis, data dapat digunakan untuk memahami perilaku konsumen, menganalisis tren pasar, dan memperkirakan permintaan. Dalam ilmu pengetahuan, data dapat digunakan untuk memvalidasi hipotesis dan mengembangkan teori baru. Di bidang kebijakan publik, data dapat digunakan untuk mengukur efektivitas kebijakan dan mendorong perubahan yang lebih baik. Namun, penting untuk diingat bahwa data hanya akan bermanfaat jika diolah dan dianalisis dengan benar. Oleh karena itu, perusahaan dan organisasi harus memiliki keahlian yang cukup dalam analisis data dan teknologi informasi untuk memanfaatkan data secara efektif. Selain itu, juga diperlukan kebijakan privasi dan keamanan data yang kuat untuk melindungi data dari penyalahgunaan atau pelanggaran privasi.
Data merupakan kumpulan informasi yang dapat dianalisis, dan biasanya disimpan dalam bentuk angka, teks, gambar, atau suara (Kristanto, 2003). Profesi yang melakukan analisis data tersebut adalah Data Analyst. Data analyst adalah seseorang yang bekerja untuk mengumpulkan, membersihkan, memodelkan, dan memvisualisasikan data untuk mendapatkan wawasan dan informasi yang berguna bagi perusahaan atau organisasi (Kaelan, 2005). Berikut rincian proses tugas seorang Data Analyst (Judd dan McClelland, 1989):
1. Collecting data
Collecting data atau mengumpulkan data merupakan tahap dimana Data Analyst perlu mengumpulkan data sendiri dengan melakukan survei atau pengamatan langsung di lapangan. Selain itu, Data Analyst juga dapat membeli kumpulan data dari pakar pengumpulan data atau perusahaan yang mengkhususkan diri dalam pengumpulan dan penjualan data. Data ini dapat berupa data konsumen, data demografis, data perilaku, dan data lainnya yang dapat digunakan untuk analisis lebih lanjut. Namun, perlu diingat bahwa dalam mengumpulkan dan menggunakan data, Data Analyst harus memperhatikan etika dan privasi data. Data yang dikumpulkan harus diperoleh dengan cara yang sah dan harus dijaga kerahasiaannya agar tidak disalahgunakan.
2. Clearing data
Data mentah atau data awal yang dikumpulkan dapat mengandung duplikat, kesalahan, atau outlier (anomali data) yang dapat mempengaruhi interpretasi dan analisis data. Oleh karena itu, data tersebut perlu dilakukan Clearing data atau pembersihan data dengan menghilangkan duplikat, memperbaiki kesalahan, mengidentifikasi, dan menangani outlier. Hal tersebut agar data menjadi lebih akurat dan dapat diandalkan untuk analisis, sehingga memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih baik dan lebih tepat.
3. Modeling Data
Modeling data atau merancang data merupakan tahap pembuatan struktur database yang akan digunakan untuk menyimpan dan mengelola data. Tujuan dari tahap ini adalah membangun kerangka kerja yang memungkinkan data disimpan dengan cara yang terstruktur, terorganisasi, mudah diakses, dicari, dan dimanipulasi. Model data harus dirancang dengan mempertimbangkan jenis data yang akan disimpan dan bagaimana data tersebut akan digunakan. Data Analyst perlu menetapkan kategori data terkait satu sama lain, sehingga mudah untuk menyimpan, mengakses, dan mengelola data yang dibutuhkan. Hal tersebut agar dapat membantu mempercepat proses analisis data dan meningkatkan kualitas keputusan bisnis dan kebijakan yang dibuat. Contoh jenis data yang dapat disimpan meliputi teks, angka, gambar, audio, dan video.
4. Interpreting data
Setelah data dikumpulkan, dibersihkan, dan dimodelkan, Data Analyst perlu Interpreting data atau menafsirkan data tersebut untuk menemukan informasi penting dan jawaban dari permasalahan yang ada. Tahap ini melibatkan penggunaan teknik analisis seperti regresi, pengelompokan, dan analisis tren untuk menemukan pola dalam data dan membantu memprediksi perilaku atau kejadian masa depan. Hasil interpretasi ini kemudian dapat digunakan untuk mengambil keputusan bisnis atau kebijakan yang lebih baik.
5. Presenting data
Data yang sudah diinterpretasikan, perlu dikomunikasikan dengan baik kepada pihak yang berkepentingan. Tahap ini melibatkan membuat visualisasi data dalam bentuk grafik, tabel, diagram, serta menulis laporan yang jelas dan terperinci. Data analyst nantinya perlu menyajikan informasi kepada klien atau manajemen dalam bentuk presentasi. Presentasi harus disesuaikan dengan audiens yang akan menerima informasi, sehingga hasil dapat dipahami dengan mudah dan memberikan nilai tambah bagi keputusan bisnis atau kebijakan.
Data analyst dapat bekerja di berbagai industri dan organisasi. Mereka bekerja dengan berbagai jenis data, termasuk data kualitatif dan kuantitatif. Mereka juga memastikan data yang digunakan adalah data yang berkualitas, melakukan analisis statistik, mengidentifikasi pola atau hubungan, dan membuat laporan atau presentasi untuk menjelaskan hasil analisis data tersebut. Tujuan utama mereka adalah untuk membantu organisasi dalam membuat keputusan yang lebih baik berdasarkan data dan informasi yang akurat dan relevan. Selain itu, data analyst juga dapat membantu organisasi untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya mereka, meningkatkan efisiensi operasional, dan mengidentifikasi peluang bisnis yang dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan.
Secara keseluruhan, menjadi seorang Data Analyst dapat membuka banyak peluang karir lainnya di bidang teknologi dan bisnis. Dari posisi data engineer hingga data scientist, semua profesi ini membutuhkan keterampilan teknis dan kemampuan analisis data yang kuat. Dengan demikian, mengembangkan keterampilan sebagai Data Analyst dapat membuka jalan bagi berbagai kesempatan dan tantangan yang menarik di masa depan.
Dikelola dari berbagai sumber.
CSI Consultant, sebuah perusahaan konsultan dan firma hukum terintegrasi di Jakarta, membantu pelaku usaha dalam mengatur dan melaksanakan usaha dan investasi, termasuk dalam pengurusan ketenagakerjaan, hubungan industrial, pajak, transaksi bisnis, penyelesaian sengketa baik secara litigasi maupun non-litigasi, dan kepatuhan. Jika Anda memiliki pertanyaan, jangan ragu untuk menghubungi kami.
Publikasi ini hanya untuk tujuan informasi dan bukan merupakan nasihat hukum. Kami tidak bertanggungjawab dalam bentuk apapun kepada setiap pihak yang membaca dan/atau menggunakan materi apapun yang terkandung dalam publikasi ini. Semua publikasi CSI Consultant memiliki hak cipta dan tidak boleh direproduksi tanpa persetujuan tertulis dari CSI Consultant.
Untuk informasi lebih lanjut silahkan hubungi:
(62)21 3192 3933
Official Pages of CSI Consultant:
LinkedIn
Twitter
CSI Law Firm
Facebook Page
Instagram Page
Your Comment
Leave a Reply Now