Rumus Valuasi Perusahaan: Cara Menilai Nilai Bisnis Anda dengan Akurat

Rumus Valuasi Perusahaan: Cara Menilai Nilai Bisnis Anda dengan Akurat

Rumus Valuasi Perusahaan: Cara Menilai Nilai Bisnis Anda dengan Akurat

Dari blog series CSI Consultant “Memahami Valuasi Perusahaan: Panduan Lengkap”.

Setelah memahami konsep valuasi perusahaan dan tujuh alasan pentingnya, langkah selanjutnya adalah mengenali berbagai tantangan yang muncul dalam proses penilaian. Artikel ini mengulas secara detail tantangan-tantangan tersebut, mulai dari asumsi dan data yang digunakan, metode perhitungan, hingga pengaruh mood pasar.

Berikut adalah rumus valuasi perusahaan dan cara menghitungnya lengkap dengan panduan.

Valuasi perusahaan dapat dihitung menggunakan berbagai metode tergantung pada konteks dan tujuan valuasi. Dua metode yang paling umum digunakan adalah Discounted Cash Flow (DCF) dan Comparable Companies Analysis (CCA). Berikut adalah penjelasan dan rumus perhitungan untuk masing-masing metode tersebut:

1. Discounted Cash Flow (DCF) Method

Gambaran di atas adalah konsep dasar dalam metode Discounted Cash Flow (DCF) memperkirakan nilai perusahaan berdasarkan proyeksi arus kas masa depan yang didiskon ke nilai sekarang.

Rumus DCF didasarkan pada konsep bahwa nilai perusahaan sama dengan total nilai sekarang (Net Present Value, NPV) dari semua arus kas bebas yang dihasilkan oleh perusahaan di masa depan.

Rumus DCF:

  • NPV: Net Present Value atau nilai sekarang bersih, yang merupakan nilai total perusahaan.
  • FCF_t: Cash Flow (Arus Kas Bebas) pada tahun ke-t. Ini merupakan arus kas yang tersedia untuk dibagikan kepada investor (pemegang saham dan kreditur) setelah semua biaya operasional, pajak, dan investasi dalam modal kerja serta aset tetap dikeluarkan.
  • r: Discount rate atau tingkat diskonto, yang biasanya merupakan Weighted Average Cost of Capital (WACC) atau biaya modal rata-rata tertimbang. Tingkat diskonto ini mencerminkan risiko yang terkait dengan arus kas masa depan.
  • n: Periode waktu (biasanya tahun) selama arus kas diproyeksikan.

Menghitung Free Cash Flow (FCF):

FCF=EBIT×(1−Tax Rate)+Depreciation−Capital Expenditures−ΔNet Working Capital

  • EBIT: Earnings Before Interest and Taxes (Laba Sebelum Bunga dan Pajak).
  • Tax Rate: Tarif pajak efektif.
  • Depreciation: Penyusutan.
  • Capital Expenditures: Belanja modal.
  • ΔNet Working Capital: Perubahan modal kerja bersih (perubahan aset lancar dikurangi kewajiban lancar).

⚠️ Apakah dalam menghitung valuasi perlu dihitung Terminal Value?

Perlu, karena dalam menghitung Valuasi Perusahaan kita tidak bisa dengan umur FCF tidak terhingga, Terminal Value merupakan nilai Batasan atas valuasi lebih dari waktu yang diperhitungkan

Menghitung Terminal Value (TV):

Terminal Value dapat dihitung menggunakan dua pendekatan umum:

  1. Gordon Growth Model (GGM) atau Perpetuity Growth Model:
  • FCF_{n+1}: Arus kas bebas pada tahun setelah periode proyeksi terakhir (tahun ke-n+1).
  • r: Discount rate atau tingkat diskonto (WACC).
  • g: Growth rate atau tingkat pertumbuhan arus kas bebas yang diharapkan akan berlanjut selamanya.
  1. Exit Multiple Method:

TV=EBITDAn × Exit Multiple

  • EBITDA_{n}: EBITDA (Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization) pada tahun ke-nn.
  • Exit Multiple: Multipel nilai pasar yang digunakan untuk memperkirakan nilai akhir perusahaan berdasarkan metrik industri sejenis, seperti EV/EBITDA, P/E, atau P/B.

2. Comparable Companies Analysis (CCA) Method

Metode Comparable Companies Analysis (CCA) atau analisis perusahaan sebanding menggunakan data pasar dari perusahaan lain yang serupa dalam industri yang sama untuk menilai valuasi perusahaan target. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa perusahaan yang serupa harus memiliki valuasi yang sebanding jika semua faktor lainnya dianggap sama.

Rumus CCA:

Valuasi Target = Metrik Keuangan Target × Multiple Pasar

  • Metrik Keuangan Target: Metrik keuangan dari perusahaan yang sedang dievaluasi, seperti pendapatan, EBITDA, laba bersih, atau ekuitas buku.
  • Multiple Pasar: Rasio pasar dari perusahaan yang sebanding (Comparable Companies), seperti Price-to-Earnings (P/E), Enterprise Value-to-EBITDA (EV/EBITDA), atau Price-to-Book (P/B).

Contoh Perhitungan dengan CCA:

Misalkan perusahaan target memiliki EBITDA sebesar IDR 50 miliar, dan perusahaan sebanding dalam industri yang sama memiliki EV/EBITDA multiple rata-rata sebesar 8x. Maka:

Enterprise Value (EV) = EBITDA Target × EV / EBITDA Multiple  

= 50 × 8 = 400 miliar IDR

Jika Anda memiliki informasi tambahan seperti nilai hutang dan kas, Anda dapat mengonversi EV menjadi nilai ekuitas:

Nilai Ekuitas = Enterprise Value (EV) − Hutang Bersih (Net Debt)

Baca juga Tantangan dalam melakukan Valuasi Perusahaan

Kesimpulan

Metode DCF dan CCA adalah pendekatan yang paling umum untuk valuasi perusahaan. DCF lebih fokus pada arus kas masa depan dan mempertimbangkan risiko spesifik perusahaan, sementara CCA menggunakan data perusahaan sebanding di pasar untuk memberikan perkiraan valuasi relatif. Pilihan metode akan bergantung pada ketersediaan data, tujuan valuasi, dan karakteristik industri.

Lakukan Valuasi Perusahaan dan Due Diligence lengkap dari aspek keuangan, pajak dan hukum Anda sekarang. Seluruh tahapan penghitungan dilakukan oleh tim valuator CSI Consultant yang tersertifikasi dan berpengalaman. Perusahaan Anda akan mendapatkan gambaran tentang nilai bisnis, baik dari perspektif penjual, pembeli, sekaligus manajemen perusahaan. Jika Anda memiliki pertanyaan, jangan ragu untuk menghubungi kami.


CSI Consultant adalah sebuah perusahaan konsultan bisnis, pajak dan firma hukum terintegrasi di Jakarta, membantu pelaku usaha dalam mengatur dan melaksanakan usaha dan investasi. Termasuk dalam jasa due diligence, legal audit, pajak perusahaan, valuasi, finansial, akuntansi, audit, manajemen keuangan perusahaan dan feasibility study.

Publikasi ini hanya untuk tujuan informasi dan bukan merupakan nasihat hukum. Kami tidak bertanggungjawab dalam bentuk apapun kepada setiap pihak yang membaca dan/atau menggunakan materi apapun yang terkandung dalam publikasi ini.  Semua publikasi CSI Consultant memiliki hak cipta dan tidak boleh direproduksi tanpa persetujuan tertulis dari CSI Consultant.

Untuk informasi lebih lanjut silahkan hubungi:

(62)21 3192 3933

admin@csiconsultant.co.id

Whatsapp Business: +6281519107778

Official Pages of CSI Consultant:

LinkedIn
Twitter
CSI Law Firm
Facebook Page
Instagram Page

Alat Bukti Yang Sah Dalam Hukum Perdata Dan Pidana, Apa Saja? Memahami Tanggung Jawab Direksi
Your Comment

Leave a Reply Now

Your email address will not be published. Required fields are marked *